Tuesday, March 17, 2015

Mendaki Gunung Panderman


Gunung Panderman bisa dikatakan adalah ikon alam Kota Batu. Dimanapun kamu berada dalam wilayah Kota Batu, gunung ini bakal rutin tampak dan menjadi latar belakang yang menarik. Puncaknya bisa dilihat jelas dari bawah, tetapi meskipun puncaknya terlihat tak begitu tinggi, untuk mencapainya dibutuhkan stamina yang prima sebab jalan menuju ke puncak menanjak lumayan tajam dan melelahkan. Apabila kamu kebetulan sedang berada di alun-alun Kota Batu, jadi gunung setinggi 2045 meter ini bakal menjadi seperti “backdrop” untuk alun-alun Kota Batu yang populer dengan bianglala-nya tersebut.

Untuk mendaki Gunung Panderman ada dua jalur; jalur pertama adalah jalur umum yang telah tak sedikit dikenal yaitu melalui Dukuh Toyomerto, Desa Pesanggrahan. Jalur kedua bisa dikatakan tak tidak sedikit yang mengetahuinya sebab jalur ini bukanlah jalur umum dan tak tersedia fasilitas-fasilitas seperti tempat parkir dan air bersih sebab terbukti tak didesain bagi mereka yang bakal mendaki Gunung Panderman; tetapi sebetulnya jalur ini adalah seperti Jalan Pintas untuk hingga di puncak, dan bagi para anak buah penggemar alam di Kota Batu, jalur ini justru adalah jalur favorit mereka. Para anak buah penggemar alam Kota Batu biasa menyebutnya dengan jalur Curah Banteng. Suatu jalur yang lumayan menantang sebab di berbagai tanjakan aspek kemiringannya nyaris mencapai 90 derajat, dan hanya bisa dilalui dengan tutorial memanjatnya.

Pemandangan di sepanjang jalur kedua ini tak kalah indahnya dengan jalur pertama tetapi lumayan berbahaya. Pendaki bakal melalui tepian Curah Banteng yang sangat curam tetapi begitu indah. Apabila beruntung, pendaki bisa mengangkat pulang bunga edelweis yang tak sedikit tersedia di kurang lebih Curah Banteng. Untuk melalui jalur ini, dari Kota Batu pendaki wajib menuju ke arah Kusuma Agrowisata Hotel, dan semakin naik melalui jalan beraspal yang lumayan menanjak hingga ke titik awal pendakian.

Bagi kamu yang memilih jalur pertama alias jalur umum, pertama kamu wajib menuju Dukuh Toyomerto, Desa Pesanggrahan sebagai dukuh terbaru sebelum pendakian. Di sini kamu bisa menitipkan kendaraan dan mengurus perizinan. Seusai itu kamu bisa langsung bergerak menuju Pos I yaitu Pos Pendaftaran dilanjutkan ke Pos tempat sumber air (sekitar 1330 meter dpl), dimana kamu bisa mengisi persediaan air bersih terbaru sebab seusai itu tak bakal dijumpai lagi air bersih. Berikutnya kamu wajib berlangsung lagi menuju pos yang lebih tinggi lagi yaitu Pos Latar Ombo (1600 meter dpl) dimana waktu tempuhnya tak lebih lebih satu jam dari Pos tempat sumber air.

Pos berikutnya adalah pos yang disebut Pos Watu Gede (1730 mdpl) sebab di tempat ini tersedia tak sedikit sekali batu-batu besar. Hembusan angin di Pos Watu Gede ini lumayan kencang jadi jarang sekali pendaki yang berkemah di sini. Dari pos ini perjalanan menuju ke puncak bakal melalui hamparan ilalang dan dilanjutkan dengan tanjakan-tanjakan yang sangat menguras tenaga, kondisi medan di sini sangat terbuka dan tak ada ruginya untuk menikmati. sejenak pemandangan kurang lebih yang lumayan indah. Dari tempat ini, untuk mencapai puncak dibutuhkan waktu kurang lebih 30 menit alias lebih sebab medan yang menanjak adalah hambatan yang tak bisa dianggap enteng. Hingga di puncak yang disebut Puncak Basundara setinggi 2045 mdpl ini, seluruh rasa letih bakal terhibur saat di depan kamu membentang pemandangan Gunung Arjuno dan Welirang, hamparan Kota Batu dan Malang, dan apabila langit sedang cerah, kami juga bisa menonton gugusan pengunungan Tengger dan Gunung Semeru.

No comments:

Post a Comment