Friday, March 13, 2015
Mendaki Gunung Wilis
Gunung Wilis adalah gunung tak aktif dengan tinggi 2563 mdpl di Jawa Timur. Gunung tersebut adalah gunung dengan 5 puncak yang masing - masing bisa dijangkau dari tiap kota umpama Puncak Liman bisa dijangkau dari kota Nganjuk serta Kediri serta tak sedikit puncak lain, serta juga konon salah satu puncaknya ada yang belum sempat didaki serta juga belum ada yang sukses berekspedisi ke salah satu puncaknya tersebut.
Ada juga puncak lain 2300mdpl yang bisa diakses lewat daerah Tulungagung yang adalah puncak paling favorit didaki para pendaki sebab tidak hanya medannya menantang, juga tak sedikit ditemui pemandangan alamiah umpama air terjun, website purbakala alias candi , juga hamparan kebun teh yang populer dengan sebutan Teh Hijau Kaki Wilis.
Tidak hanya itu juga populer daerah penghasil susu sapi serta sayuran semacam kobis, kol, wortel, sawi dll. Gunung tersebut bisa dikatakan bahwa adalah gunung yang tetap dikatakan alamiah ‘Perawan’ sebab pada dasarnya lokasinya yang jauh dari pusat kota serta keramaian apalagi jalan masuk ke lokasi dengan kendaraan umum juga cukup susah didapatkan jadi jarang dijamah tangan pendaki yang usil.
Pada setiap perjalanannya ke Puncak tak sedikit juga ditemui tanaman alamiah khas pegunungan suplir, Anggrek, tetapi jarang ditemui edelwise yang tak bisa ditemui dari gunung - gunung lain serta juga tetap populer dengan binatang buasnya serta liar semisal harimau, ular phiton, monyet, babi hutan.
Jalur Tulungagung adalah jalur favorit masyarakat Tulungagung serta sekitarnya. Jalur ini memakan waktu 6 - 8 jam ( panjang jalur 7 - 9 km ) dimana disini tak ada yang namanya pos pendakian base camp, pos penjaga dll. Tidak hanya itu air hanya bisa diperoleh di desa terbaru serta di air terjun yang lokasinya ¼ dari perjalanan. Kepuncak butuh diingat bahwa gunung ini tak sedikit fauna penghisap darah ( pacet ) di sepanjang jalur hingga puncak.
Sebaiknya kami menyiapkan air yang lebih tak sedikit apabila kami mendaki 2 hari umpama 1 malam menginap di watu godeg, semalam lagi di puncak dimana kami wajib menyiapkan persediaan air di ½ perjalanan ( watu godeg ) serta di disembunyikan didaerah itu jadi apabila kami pulang tak takut kehabisan air serta bisa langsung beristirahat memasak lagi di tengah perjalanan.
Dari watu godeg ke puncak jadi telah ada plang tanda informasi ke puncak dimana watu godeg adalah titik temu dari air terjun dengan jalur kedua, serta dari sinilah jalur menuju kepuncak bakal menjadi satu jalur.
Ada dua Jalur Pendakian Gunung Wilis
Dari desa terbaru menuju ke Puncak bisa dilalui melalui 2 jalur yaitu :
1. Jalur 1 air terjun.
2. Jalur 2 langsung puncak.
Jalur tersebut sama - sama melalui kebun teh yang sangat hijau serta seusai kebun teh bakal berpisah jalurnya dimana apabila ke air terjun ada dikiri serta jalur kedua kekanan menuju kebun sayuran. Serta yang tentu kedua jalur tersebut tak ada yang menghindarkan dari gigitan pacet.
Transportasi
Informasi Jalur pendakian menuju desa terbaru : dari terminal Tulungagung naik angkutan pedesaan menuju kedesa Sendang serta turun di Pertigaan koramil Sendang. Dari sini naik angkutan desa / ojek menuju kedesa penampe’an ( penampihan ).
Untuk diingat bahwa angkudes ini sangat jarang jadi butuh adanya koordinasi proses pendakian didalam perhitungan kapan waktu pendakian serta kepulangan. Kalo butuh koordinasi dengan sopir sebab angkudes hanya beroperasi jam 8 - 16 sore serta pergi tiap 1 jam sekali.
Apabila kami naik angkudes jadi kami bakal diturunkan ke desa terbaru serta butuh berlangsung kaki 1/2 km untuk menuju ke candi penampihan, tetapi apabila kami naik ojek bakal diturunkan di candi penampihan jadi lebih efisien waktu serta tenaga.
Dari sinilah kami bakal mengawali pendakian sehinnga butuh adanya persiapan didesa terbaru ini. Bila butuh bekal ditambah umpama beli sayuran untuk bekal memasak serta juga susu untuk menunjang gizi yang harganya relatif murah. Untuk susu didapat dengan membeli pada jam 8 pagi serta jam 3 sore sebab tidak hanya jam tersebut susu telah dikirim ke pabrik pengolah susu.
Mekanisme Pendakian
Jalur pertama
Adalah jalur yang tak butuh mengangkat air hingga air terjun ( 1/4 perjalanan ) dimana untuk menuju ke air terjun bakal melalui 7 anak sungai kecil yang wajib diseberangi disisi lain juga tak terlalu memakan tenaga supaya hingga ke air terjun sebab hanya melalui bukit kecil serta anak sungai tersebut.
Kekurangannya yaitu untuk ke air terjun pemandangannya hanya pohon gundul yang tak rindang lagi, tak sedikit ditebangi jadi kalau disiang hari bakal terasa terik serta panas tetapi bisa diatasi dengan membilas dengan air di tiap anak sungai.
Seusai dari terjun ini pemandangannya keren sekali dimana kami bisa menonton air terjun yang tingginya 30 meter. Butuh di ingat bahwa disinilah pusat pacet paling tak sedikit jadi butuh berhati - hati apabila mandi mesikipun tak berbahaya mungkin apabila sebuah misal kami terhisap 50 ekor saja, bisa dibayangkan berapa darah segar yang terbuang sia - sia jadi bisa dipastikan kami bisa terserang anemia ( kekurangan darah ) serta malah bisa mengakibatkanhipotermia / penurunan suhu tubuh.
Kekurangannya lagi dimana jalur dari air terjun ke watu godeg bakal sangat berat sebab kemiringan lerengnya relatif menanjak dengan aspek kemiringan 45 derajat jadi butuh tenaga ekstra hingga setengah perjalanan ( watu godeg ). Untuk jalur ini tak dianjurkan pada waktu musim penghujan sebab licin, becek serta di segi kiri adalah jurang jadi butuh kehati - hatian serta kepandaian khusus. Struktur tanahnya labil serta tersusun dari tanah liat jadi sangat licin butuh menggunakan sepatu bot ataupun sepatu sepak bola.
Jalur ini tak mempunyai plang ( tanda arah menuju watu godeg ) jadi butuh dilakukan penyisiran jalan supaya tak tersesat apabila belum sempat mendaki gunung ini. Seusai hingga watu godeg (berwujud batu besar yang mengapit sebuah tanah datar yang cukup lebar) serta ditanah ini kami bisa mendirikan base camp supaya terhindar dari angin. Dari jalur ini tak lebih lebih memakan waktu 4 jam untuk hingga watu godeg. Dari sinilah jalur antara keduanya ( jalur 1 serta jalur 2 ) bakal bergabung serta tersedia penunjuk jalan ke puncak.
Jalur kedua
Adalah jalur yang wajib melalui kebun sayuran ( ada rumah penyimpan sayuran ) yang dihalaman luarnya ada kolam ikannya. Dijalan ini melalui satu anak sungai barulah kami menaiki bukit serta disinilah kami wajib mencari jalan menuju puncaknya yang terkesan ada plang ( penunjuk jalan ).Jalur disini bakal terkesan tertutup rerumputan jadi wajib jeli menonton manakah jalur air ataukah jalur setapak.
Butuh diingat bahwa pada jalur ini hingga puncak tak bakal ada air lagi Untuk jalur ini jalurnya lebih jelas serta telah terbentuk semacam anak tangga ( ada plang jalurnya juga tiap berapa meter sekali ) serta sangat rindang sekali, dikanan serta kirinya pepohonan khas hutan tropis Indonesia. Di sini kemiringannya 20 - 30 derajat serta ada bonus trak mendatarnya juga sehungga lebih ekonomis tenaga. Tetapi butuh hati - hati juga sebab jalurnya juga bercabang tak sedikit menuju ke lembah alias bahkan ke turun lagi. Butuh hati - hati memilih jalur, usahakan tetep berkonsentrasi kepada jalur tipuan tersebut. Butuh diperhatikan dalam pencarian jalur ini usahakan cari jalur yang terkesan menanjak semakin serta ada tanda kehadiran plang informasi jalur ( hindari jalur turun yang curam sebab menuju kedasar tebing ). Jalur ini relatif cepat yaitu untuk kewatu godeg bisa ditempuh 3 - 3,5 jam. Seusai hingga watu godeg jadi bisa bermalam dahulu. Baru melanjutkan lagi. Jalur ini tak bakal melalui air terjun lagi sebab apabila kami ke air terjun sama halnya kami kembali ke ¼ perjalanan lagi.
Dari watu godeg ini jalur telah bersatu serta hanya ada satu jalur yang menuju kepuncak tetapi tanah nya sangat labil, usahakan hindari tanah yang bergerak bila di injak( tanahnya empuk semacam kasur ) sebab tanah tersebut biasanya bakal membikin terpeleset alias kaki terkilir sebab kaki kami tenggelam serta akhirnya terjatuh. Serta dalam perjalanan ini pastilah kami bakal di gigit pacet, sebab pada tanah yang empuk tersebut biasanya adalah sarang dari pacet, usahakan kaki serta tangan dilindungi dengan kaos kali tebal serta panjang, kalau butuh kaki diberi lotion anti nyamuk yang relatif efektif.
Jangan lupa mengangkat tembakau yang bermanfaat untuk melepaskan serta menghentikan ajaran darah yang keluar. Dalam perjalanan ini kami bakal menonton tak sedikit pohon besar yang bakal kami lewati tahap tengah ( sela - sela ) batangnya. Seusai watu godeg ini jalurnya relatif ringan sebab kami hanya menuruti jalan yang berada pada punggungan yang kiri serta kanannya berupa lembah curam ( jurang ) serta pastikan keselamatan diri serta barang bawaan sebab ketika beristirahat kami tentu lupa penempatan barang - barang dilokasi yang aman, tetapi jangan salah apabila hampir mendekati puncak jadi jalannya bakal menanjak semakin sepanjang 2 km.
Ciri ciri bakal mendekati puncak adalah banyaknya pohon cemara / pinus serta mulai jarang flora yang lebat tetapi bakal berganti menjadi pinus serta rerumputan serta lumut. Pada ketinggian ini jadi tak sedikit lumut bakal nasib di batang pohon serta batuan Usahakan dalam mendaki serta hampir puncak kami membuka kompas serta hafalkan arah turunnya sebab penulis dulunya sempat tersesat ½ hari hanya dampak salah perdiksi arah pulang.
Serta kami ingatkan bahwa kami pergi dari arah timur ( desa terbaru ) serta bergerak memgelilingi puncak dengan mengitari dari selatan puncak serta hingga puncak kami telah berada di barat nya gunung / puncak, jadi jangan salah tafsir sebab biasanya pendaki tentu berfikir pergi dari timur pastilah kami berada ditimur puncak. Apalagi biasanya pendakian dilakukan paling tak sedikit dilakukan malam hari kami tak bisa menafsirkan arah mata angin dengan rasi bintang, arah bulan maupun arah gemerlapnya kota.
Puncak ini tak ada simbol keabadian puncak umpama tugu puncak yang terbuat dari beton, tetapi hanya tugu yang tersusun dari bebatuan yang tertata dengan tinggi 1 meter tanpa semen. Dari puncak wilis ini apabila cuaca cerah jadi kami bisa menonton Gunung semeru serta adalah gunung aktif paling atas 3676 mdpl di Jawa yang berada di timur kita.
Kami bisa menonton kepulan asap Mahameru yang meletup tiap 15 menit sekali, yang menunjukkan kegagahannya serta kami tentu bangga sebab kami seakan - bakal berdiri tegap serta sejajar dengan gunung semeru, serta juga pasir putih yang mengelilingi semeru tsb. Pada segi kiri utara Semeru terkesan juga gunung Bromo 2382 mdpl serta agak kebaratnya Gunung Welirang 3156 mdpl serta gunung Arjuno 3338 mdpl yang populer keangkerannya serta mistiknya serta juga gunung nonaktif Anjasmoro 2282 mdpl.
Di barat nya lagi adalah gunung Kawi serta Gunung Kelud 1731 mdpl yang populer dengan kawah air hangatnya yang bisa menyembuhkan penyakit kulit. Belum lagi tahap barat wilis kami bisa menonton gunung Lawu 3265 mdpl yang adalah gunung di perbatasan Jawa Timur - Jawa Tengah.
Tak tertutup kemungkinan kami bisa menonton gunung Merapi, di Jawa Tengah 2911 mdpl serta Gunung Merbabu 3142 mdpl tapi sayangnya pada posisi itu barat laut jadi kami bakal tertutup oleh puncak wilis yang lain. Pada arah utaranya kami tak bisa menonton apa - apa tergolong kota Kediri sebab juga tertutup oleh puncak lain yang berada diutara kita, tetapi yang justru mengherankan adalah pada posisi utara ini bawah puncak liman serta sejajar dengan kita, jadi kami bisa menonton sebuah Candi yang ada pada ketinggian 2300 mdpl. Pada pandangan ke selatan kami bisa menonton kota Tulungagung yang populer sebagai kota marmer, serta pandangan jauh keselatan bisa dilihat air laut yang biru bagai kami diujung langit, menonton hamparan laut yang luas.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment